Puisi tetesan air mata. Salah satu penggalan bait dari ketiga puisi tentang air mata tersebut. " kutak sanggup lagi meneteskan air mataku di ujung kerudungmu yang basah membasahi bumi di kala wajahmu berbayang di langit biru tak kugapai, Menghela nafas lega walau terhalang gumpalan lara Karna hidup adalah perjuangan". Dalam bedah puisi ini, judul puisi yang dipilih adalah "Tanah Air Mata". Puisi ini diambil dari kumpulan puisi Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air Karya Sutardji Calzoem Bachri yang dbuat tahun 1991. Puisi ini diciptakan dengan alasan yang sangat kuat untuk menguak kenyataan yang terjadi pada masyarakat kecil yang hidup tak berdaya. Pertemuan tersebut menghasilkan teks Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan atas tanah air, bangsa, dan bahasa yang sama. Untuk menyemarakkan Hari Sumpah Pemuda, para generasi penerus bangsa melakukan banyak kegiatan, salah satunya mengadakan lomba menulis dan membaca puisi yang bertemakan pemuda.
Secara keseluruhan, Tanah Air Mata dapat dikategorikan sebagai puisi naratif. Sutardji Calzoum Bachri menulis puisi ini dalam bentuk cerita atau narasi yang mengalir. Ia mengisahkan perjalanan sejarah dan nilai-nilai kebangsaan Indonesia melalui kata-kata yang indah dan bermakna.
\n \nteks puisi tanah air mata

urut yang menunjukkan baris pada puisi. TANAH AIR MATA Karya Sutardji Calzoum Bachri 1. Tanah airmata tanah tumpah darahku 2. Mata air airmata kami 3. Air mata tanah air kami 4. Di sinilah kami berdiri 5. Menyanyikan airmata kami 6. Di balik gembur subur tanahmu 7. Kami simpan perih kami 8. Di balik etalase megah gedung-gedungmu 9. Kami coba

Ua5Q3.
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/160
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/31
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/256
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/274
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/215
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/72
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/84
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/108
  • ygw5eh4lm6.pages.dev/41
  • teks puisi tanah air mata